KENAPA ANAK LEBIH MUDAH BELAJAR ?

diambil dari: DikBud@yahoogroups.com

Pernah melihat bayi yang baru lahir ? Apa kata-kata yang sudah diucapkannya ? Hanya “mmwhhh...mmwwhh”...atau cuma “daaa....daaa.....daaa”...

Sekarang lihat...anak berumur 2 hingga 3 tahun. Berapa banyak kata-kata yang sudah diucapkannya ? Kita sampai-sampai pusing tujuh keliling kalau mendengar ia bertanya ,”Ma, itu apa ? Kenapa kucing itu bulunya belang-belang ? Kenapa Kucing kita warnanya beda ? Pa, itu apa ? Kok langit warnanya biru ? Kenapa daun nggak biru warnanya ? Kenapa mata ikan selalu terbuka, memangnya dia nggak kelilipan ? Yang bundar ini untuk apa ? Kenapa harus bundar ?”

Sepanjang hari...sepanjang matanya terbuka, seorang anak berusia 2 – 3 tahun akan menghamburkan ratusan...bahkan mungkin ribuan kata-kata setiap hari. Semua meluncur begitu cepat. Semua menghambur seperti pancaran mata air yang jernih...

Setiap hari...setiap saat seorang anak akan belajar kata-kata baru...Begitu cepat. Begitu menakjubkan.

Mereka akan mudah meniru kata-kata. Mereka akan mudah meniru ekspresi orang-orang di sekitarnya. Dan mempraktekkannya...persis seperti pelaku utamanya...

Itulah keajaibannya. Seorang anak bisa belajar begitu cepat. Dengan kecepatan yang sangat luar biasa.

*
Yang menjadi tanya tanya : Kenapa seorang anak lebih mudah belajar ? Artinya belajar sendiri, meniru sendiri, mencoba sendiri, dan mempraktekkannya sendiri ?

Tidak lain tidak bukan, karena seorang anak selalu menempatkan dirinya dalam posisi ‘titik nol’. Atau dalam sebuah istilah yang kini populer ,”Knowing Nothing State”. State, atau kondisi dimana seseorang merasa ‘kosong’, tidak tahu apa-apa...sehingga akan mudah menerima atau menyerap apa saja. Anak ibarat spons...yang menyerap segala macam...nyaris tanpa seleksi dan filter.

Proses belajar anak secara alamiah, dengan rangsangan atau tanpa rangsangan dari luar, terjadi begitu saja. Rasa ingin tahu yang tidak berbatas, membuat seorang anak bisa berpikir ‘out of the box’. Kreativitas seorang anak adalah kreativitas alamiah, yang selalu sesuai dengan lingkungannya.

Seharusnya...semua anak adalah ‘cerdas’, sesuai dengan muatan yang dimilikinya.

Namun, kita...orang dewasa merubah struktrur kecerdasan anak, dan membuatnya menjadi duplikasi dari orang dewasa.. Dan sejak itulah...kemampuan belajar seorang anak menjadi terhambat. Begitu banyak rambu yang dibuat oleh orang dewasa, yang memiliki sistem dan kepentingan yang berbeda. Sehingga membuat anak kehilangan ‘jati diri’nya.

*
Ketika kita sudah beranjak besar dan dewasa....kita merasa kemampuan belajar kita menjadi ‘berkurang’. Kenapa ?

Tidak lain karena kita membuat barikade di sekeliling kita.. Kita membuat ‘rambu-rambu’ waspada dan curiga di sekitar kita. Kita menyerap nilai yang salah, dan membuat diri kita selalu dalam kondisi ‘siaga satu’ dan siap bertarung setiap saat.

Padahal...kalau kita mau belajar lebih cepat dan alamiah, kembalilah ke ‘dunia anak’. Kembalilah ke dunia ‘Knowing Nothing State’. Jangan ingin bertarung. Dengarkan saja, lihat saja, raba saja, rasa saja...dan resapi...Semua akan dengan mudah masuk ke dalam diri kita.

Mau mencoba ? Kembalilah ke dunia belajar yang sebenarnya...

Jakarta, 17 Mei 2009

Salam sayang,

Ietje S. Guntur
-Belajar sepanjang jalan....


RAHMADSYAH, C.MNLP
Motivator & Trauma Therapist I 081511448147 I YM;rahmad_aceh
www.rahmadsyah.co.cc

Pameran Foto Karya Anak di Sun Plaza: Wujud Kepedulian Sektor Swasta Sumut terhadap Promosi Hak Anak

Medan, - Terselenggaranya pameran foto karya 25 fotografer cilik yang berasal dari Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Riau dan Yogyakarta di lantai 4 Sun Plaza selama 3 hari (Jumat-Minggu, 1-3 Mei 2009) merupakan salah satu bentuk indikator terwujudnya kepedulian sektor swasta dalam rangka mempromosikan hak-hak anak yang selama ini sangat dibutuhkan untuk dikembangkan hingga menyentuh ke berbagai lapisan masyarakat.

“Kerjasama ini bagi kami bukan sekedar kerjasama event, namun, lebih jauh dari itu, ini merupakan sebuah kerja, bukti dan bentuk nyata apa yang selama ini kita dengung-dengungkan, agar melibatkan sektor swasta, bahkan sektor bisnis dalam rangka membantu mempromosikan hak-hak anak di Indonesia, khususnya di Sumatera Indonesia,” kata Direktur Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Ahmad Sofian, SH, MA kepada wartawan dalam jumpa pers yang diselenggarakan oleh PKPA bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS) di Medan, pada hari II Pameran Foto Karya Fotografer Cilik – Lomba Fotografi Anak 2009, di Sun Plaza, Sabtu (2/5).

Dituturkan, Sun Plaza, sebagai pusat perbelanjaan modern yang cukup dikenal masyarakat Sumatera Utara dari berbagai lapisan merupakan lokasi yang sangat strategis dalam rangka mempromosikan hak-hak anak dan perlindungan anak.
“Melalui event ini kami ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat Sumatera Utara, bahwa menyalurkan minat dan bakat anak, memberikan ruang untuk anak berpartisipasi dan berekspresi, salah satunya melalui fotografi adalah penting, mengingat hal itu merupakan bagian dari hak tumbuhkembang mereka,” tuturnya.
Oleh karenanya, ia mengharapkan kerjasama seperti dapat lebih ditingkatkan di masa-masa mendatang dan lebih bersifat jangka panjang. Apalagi, tantangan dalam menegakkan hak-hak anak dan melindungi anak-anak dari berbagai tindak kekerasan dan eksploitasi semakin besar dan berat.
Kreasi Anak-anak

Dalam kesempatan yang sama Casual Leasing Departement Sun Plaza, Umar Azmi terkait kerjasama event Pameran Foto Karya Fotografer Cilik – Lomba Forografi Anak 2009 ini mengatakan, dukungan terhadap kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian pihak Sun Plaza terhadap kegiatan-kegiatan sosial, termasuk yang berhubungan dengan kreasi anak-anak.

“Pameran foto anak-anak ini bagi kami adalah salah satu bentuk kepedulian, agar ide anak-anak untuk berkreasi,” kata Umar.
Menurut Umar, kerjasama dalam kegiatan pameran foto bukan merupakan yang pertama kali digelar di Sun Plaza. Namun, ia, foto karya fotografer cilik, memang baru kali ini diadakan.

“Cukup menarik, karena fotografernya anak-anak, dan tentu akan dapat mengundang para orang tua dan anak-anak lainnya untuk berkunjung ke Sun Plaza,” tukasnya.
Pihaknya mengharapkan, agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, mendapat perhatian dari kalangan dewasa dan umum, khususnya para orang tua.
“Kalau ide dan kreasinya dapat tersalurkan, mudah-mudahan akan lebih cerdas dan terampil,” tukas Umar.

Event pameran pameran Foto karya Anak ini merupakan salah satu rangkaian Lomba Fotografi Anak yang diselenggarakan PKPA bekerjasama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera Utara (USU), didukung oleh Harian KOMPAS, TCSS, Sayum Sabah - Yayasan BITRA Indonesia, Wisata Karya Mandiri (WMK), Kiss FM, Indevor, IMMC, Open Design House (ODH), Indevor dan IMMC; setelah sebelumnya digelar Lomba Fotografi Anak (Februari 2009) Tour Fotografer Cilik dan Hunting Foto di Training Center Sayum Sabah BITRA Indonesia, Sabtu (28/3), kemudian dilanjutkan Seminar Fotografi Anak, Minggu (29/3) di Gedung Lembaga Kesenian (LK) USU. (Jufri Bulian Ababil)