Forum Multi Stakeholder (FMS) Kesehatan di Simeulue Dibentuk

Simeulue. Forum multi stakeholder (FMS) sektor kesehatan di Kabupaten Simeulue dibentuk melalui workshop yang dilaksanakan oleh Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue atas dukungan KINERJA-USAID, di Sinabang, Kabupaten Simeulue, 17-18 Desember 2012.

dr. Ahmad Idris, staff kesehatan PKPA, mengatakan, FMS tersebut merupakan lembaga intermediary yang independen untuk meningkatkan promosi, fungsi kontrol, advokasi, dan mediasi kesehatan pada tingkat kabupaten dan tiga kecamatan yaitu di Kecamatan Simeulue Timur, Simeulue Tengah dan Teupah Selatan. “FMS ini akan berperan dalam meningkatkan partisipasi dan komitmen masyarakat dan pemerintah dalam mendukung peningkatakan kualitas dan pelayanan publik mengenai kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Simeulue. FMS juga akan berfungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam mempromosikan, mengontrol, advokasi dan mediasi di tingkat Kabupaten dan kecamatan untuk program persalinan aman, inisiasi menyusu dini (IMD) dan air susu ibu (ASI) eksklusif”, ujar dr. Idris.

Disebutkan dr. Idris, anggota FMS tingkat kabupaten dan tiga kecamatan tersebut berasal dari masyarakat dan instansi pemerintah. “Masyarakat dalam FMS ini menjadi kunci karena selama ini perannya harus lebih dimaksimalkan terutama dalam menyampaikan keluhan atau pengaduan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan ini berkaitan dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Simeulue dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat”, ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa pada jangka panjang, team FMS tersebut akan menyusun pedoman organisasi dan kelembagaan tingkat kabupaten dan kecamatan, pedoman monitoring dan evaluasi, formulir dan sistem pendokumentasian keluhan/laporan warga tentang pelayanan kesehatan dasar, dan pedoman komunikasi, lobby, negosiasi, mediasi dan advokasi.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, dr. Armidin Rihad, yang diwakili Sekretaris Dinas Kesehatan, pada sambutan pembukaan mengatakan bahwa tujuan akhir pembentukan forum ini adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak di tiga kecamatan sebagai pilot project dan pada akhirnya akan dapat diterapkan di seluruh kecamatan di Kabupaten Simeulue.

“Kegiatan ini akan lebih sempurna apabila didukung oleh semua pihak, dalam hal ini anggota stakeholder diharapkan dapat mendukung berjalannya program ini dan dihasilkan bagaimana cara kita berperan aktif menekan angka kematian Ibu dan anak karena kesehatan pada dasarnya merupakan tanggung jawab semua pihak, bukan semata-mata tanggung jawab pihak kesehatan saja” ujarnya.

Lewat Nandong, Simeulue Promosikan Kesehatan Ibu dan Anak

http://theglobejournal.com/kesehatan/lewat-nandong-simeulue-promosikan-kesehatan-ibu-dan-anak/index.php

Jum`at, 14 Desember 2012 09:56 WIB

Sinabang - Menyambut Hari Kesehatan Nasional tahun 2012, Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue bekerja sama dengan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) atas dukungan KINERJA-USAID melaksanakan Festival Nandong untuk mempromosikan kesehatan ibu dan anak khususnya mengenai persalinan aman, inisiasi menyusui dini (IMD) dan air susu ibu (ASI) eksklusif, 2012.

Koordinator Proyek PKPA Simeulue, Sumaryani, Jumat (14/12/2012) mengatakan selain promosi kesehatan melalui stand kesehatan, pemutaran film kesehatan ibu dan anak dan penyebaran leaflet, juga dilaksanakan layanan periksa golongan darah dan gejala penyakit malaria secara gratis bagi masyarakat.

Festival Nandong adalah karya seni bertutur diiringi gendang, rebana dan biaola yang sudah lama menjadi budaya di Kabupaten Simeuleu. Nandong menceritakan kisah kehidupan seseorang atau nasihat-nasihat yang dilaksanakan pada acara tertentu dan khusus. Karya seni tersebut dijadikan sebagai media dalam mempromosikan kesehatan ibu dan anak.

Sebanyak 10 sanggar Nandong dari delapan kecamatan di Simeulue mengikuti festival bertema: Mengantotok emak sendiri, dengan syair wajib: “Anak Kandung sidi alenga. Bere miba isira susu sapi. Menek ummat parentah Allah. Mangan tutuk emak sendiri. Artinya: anak kandung yang disayangi. Jangan berikan susu sapi. Allah telah memerintahkan kepada manusia untuk menyusui anak sendiri".

Promosi Kesehatan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, dr. Armidin Rihad, pada sambutannya menyampaikan harapan kepada masyarakat yang hadir pada pemukaan pameran tersebut tentang pentingnya proses persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang profesional untuk mengurangi resiko kematian ibu dan bayi.

 “Persalinan itu ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya), karena tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya” ujarnya.

Lebih lanjut, dr. Armidin mengatakan bahwa dalam proses persalinan bila terdapat tanda bahaya, si ibu harus segera dibawa ke bidan atau dokter. Sementara kepada keluarga diharapkan untuk berperan aktif dalam membawa ibu dan bayinya memeriksakan kesehatan kepada bidan atau dokter selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya sebanyak tiga kali pada minggu pertama, pada minggu ketiga, dan pada minggu keenam setelah melahirkan. Masyarakat harus berperan aktif dalam mendorong untuk menjadi keharusan kepada ibu agar mengikuti program keluarga berencana setelah melahirkan.

Dikatakannya, setiap ibu harus memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan yaitu ASI eksklusif, tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain seperti air tajin dan pisang (kaol ko). ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

“Air susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan, mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari alergi, aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar. Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan di mana saja. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernafasan bayi. Jika proses pemberian ASI dilakukan dengan baik maka bayi sehat dan ibu selamat. Kedepan akan menjadi manusia yang cerdas untuk generasi selanjutnya dalam neneruskan cita-cita bangsa,” jelas dr. Armidin.

Duta ASI Kabupaten Pada kegiatan ini juga dilakukan pemilihan Duta ASI dan Duta Persalinan Aman Kabupaten Simeulue dengan memilih Istri Bupati Simeulue dan istri Ketu DRPK Simeulue.

dr. Ahmad Idris, staff program kesehatan PKPA mengatakan, duta ASI tersebut nantinya akan berperan dalam mengkampanyekan pentingnya ASI ekslusif dan persalinan aman bagi masyarakat di Kabupaten Simeulue. “Kita berharap agar peran Duta ASI dan Duta Persalinan Aman ini sangat aktif melalui berbagai forum formal dan informal sehingga standard pelayanan minum kesehatan dapat diwujudkan di Kabupaten Simeulue, sehingga pembangunan kesehatan semakin maksimal pada masa yang akan datang” ujar dr. Idris.