Untuk Anakku, Faiz

Anakku, Faiz Akbar Manik, kita tetap berusaha dan berdoa: 

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِهُ وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

ALLAHUMMA RABBANNAASI ADZHIBIL BA'SA WASY FIHU. WA ANTAS SYAAFI, LAA SYIFAA-A ILLA SYIFAAUKA, SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAA.

“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat yang Maha Menyembuhkan. Tidak da kesembuhan kecuali kesembuhan dari-MU, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit yang lain.”

Semoga Allah Swt mencabut semua kesusahanmu selama ini. Kita aka tetap berusaha dan berdoa, Nak.

Hari ini, Papa menonton satu video yang menyayat hati. Mereka mungkin tidak mengetahui, bahwa kami, orang tua yang anaknya berkebutuhan khusus, senantiasa berusaha melakukan terapi dan pengobatan. Mereka menyebut perilaku anak berkebutuhan khusus sebagai penawar stress atau membuat ngagak. Papa tidak marah, hanya prihatin kepada mereka yang memvideokan, mengupload di media sosial dan menjadikan kekurangan orang lain sebagai tertawaan.

Memang, Nak. Mereka tidak akan merasakannya, sampai suatu saat nanti mereka benar-benar merasakan kesabaran yang pahit, kesulitan yang menyedihkan atau usaha yang belum berhasil.


Papa prihatin, kesempurnaan mereka menjadi alat untuk menertawakan kekurangan orang lain.