اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِهُ وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
ALLAHUMMA RABBANNAASI ADZHIBIL BA'SA WASY FIHU.
WA ANTAS SYAAFI, LAA SYIFAA-A ILLA SYIFAAUKA, SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAA.
“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan
dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat yang Maha Menyembuhkan. Tidak da
kesembuhan kecuali kesembuhan dari-MU, kesembuhan yang tidak meninggalkan
penyakit yang lain.”
Semoga Allah Swt mencabut semua kesusahanmu
selama ini. Kita aka tetap berusaha dan berdoa, Nak.
Hari ini,
Papa menonton satu video yang menyayat hati. Mereka mungkin tidak mengetahui,
bahwa kami, orang tua yang anaknya berkebutuhan khusus, senantiasa berusaha melakukan
terapi dan pengobatan. Mereka menyebut perilaku anak berkebutuhan khusus
sebagai penawar stress atau membuat ngagak. Papa tidak marah, hanya prihatin
kepada mereka yang memvideokan, mengupload di media sosial dan menjadikan
kekurangan orang lain sebagai tertawaan.
Memang, Nak. Mereka tidak akan merasakannya, sampai suatu saat nanti mereka
benar-benar merasakan kesabaran yang pahit, kesulitan yang menyedihkan atau
usaha yang belum berhasil.
Papa prihatin, kesempurnaan mereka menjadi alat untuk menertawakan
kekurangan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar