Medan 20 Juli 2018. Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA)
bekerjasma dengan Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) telah menertbitkan buku saku Reunungan Perlindungan Anak Berdasar
Agama Kristen Protestan di Nias.
Kepada wartawan, Direktur Eksekutif PKPA, Keumala Dewi,
mengatakan buku saku tersebut disusun sejak tahun 2015 dan baru rampung pada
2018. Menurut Keumala, baik PKPA maupun
dari pihak BNKP memerlukan waktu penyusunan buku tersebut sehingga sesuai
dengan konteks hak-hak anak dan perlindungan anak maupun konteks agama Kristen
Protestan di Pulau Nias.
“Team penyusun buku dari PKPA konsennya pada aspek hak-hak
anak dan perlindungan anak, smentara team penyusun dari Banua
Niha Keriso Protestan Nias dari aspek agama Kristen Protestan di Nias. Dalam
penyatuan kedua aspek inilah kami memerlukan waktu untuk menyusunnya” jelas
Keumala Dewi, Jumat, 20/07/2018.
Lebih lanjut, Keumala Dewi, memaparkan inisiasi penyusunan
buku tersebut didasarkan bahwa merujuk situasi perlindungan anak sekarang,
sangat diperlukan upaya-upaya berbagai pihak untuk secara bersama-sama
membangun kesadaran untuk meningkatkan pemenuhan hak anak dan perlindungan anak
di Pulau Nias.
“Pengalaman PKPA bekerja lebih dari 15 tahun di Pulau Nias
menemukan bahwa kesadaran masyarakat untuk mencegah eksploitasi anak dari aspek
ekonomi, khususnya pekerja anak, tidak cukup hanya dengan memberikan layanan
bantuan hukum, pelatihan keterampilan maupun penguatan ekonomi bagi keluarga
pekerja anak”, papar Keumala Dewi.
“Masyarakat Nias mayoritas beragama Kristen dan posisi
pengutua agama sangat dihormati dan memiliki nilai yang cukup tinggi di
masyarakat. Setiap hari Minggu, setidaknya ada 250 jemaat menghadiri kebaktian
di gereja-gereja di Kepulauan Nias, sehingga dengan memberikan panduan ini kepada
para pendeta dan guru jemaat, diharapkan pesan peningkatan perlindungan anak terus
meningkat dalam kehidupan bermasyarakat di Nias” tambah Keumala Dewi.
Sementara Ephorus Gereja
Banua Niha Keriso Protestan (BNKP),
Pdt. Tuhoni Telaumbanua, Ph.D, mengatakan bahwa anak
merupakan Imago Dei (gambar Allah)
yang merupakan harta pusaka Allah yang dipercayakan
pada manusia. Sehingga Allah memanggil dan mewajibkan setiap keluarga untuk
merawat dan menghidupi cinta kasih
dalam keluarga.
“Keluarga
merupakan sekolah cinta-kasih bagi anak. Keluarga adalah benteng bagi anak di
tengah gemuruh dan keganasan dunia ini. Rumah adalah istana yang menyediakan
damai sejahtera yang menampakkan suasana surga dan bukan neraka. Ayah dan ibu
menjadi sahabat, guru, idola, kebanggaan dari
anak-anak. Oleh karenanya
rancangan Allah bagi
setiap keluarga adalah rancangan damai sejahtera” jelas Pdt.
Tuhoni Telaumbanua, mengenai pandanganannya dari aspek agama.
Menurut Pdt.
Tuhoni Telaumbanua, buku saku tersebut sangat bermanfaat bagi
setiap umat dan setiap keluarga dalam mendampingi, membimbing, mendidik dan mengasuh anak berdasarkan
iman Kristen.
“Kami menghimbau seluruh umat percaya untuk tekun
membaca, merenungkan, menghayati dan melaksanakannya dalam hidup
sehari-hari, karena Tuhan Yesus berkata biarkan anak-anak itu datang
kepada-Ku, jangan menghalang-halangi
mereka,
sebab orang-orang yang seperti
itulah yang empunya Kerajaan Allah” imbuh
Ephorus yang juga sekaligus editor buku saku tersebut.
Manajer PKPA
Kantor Cabang Nias, Chairidani Purnamawati, di ruang kerjanya di Gunungsitoli mengatakan, buku tersebut mereka terbitkan khusus
kepada para rohaniwan agama
Kristen sebagai materi pendukung khotbah di gereja-gereja.
“Namun secara umum buku ini dapat digunakan tokoh-tokoh
masyarakat, pejabat pemerintahan mulai dari tingkat desa, kecamatan sampai
tingkat kabupaten/kota di Pulau Nias sebagai sumber informasi dalam pendidikan
keluarga dan masyarakat tentang perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak.
“Adanya
buku perlindungan anak ini, maka peran para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat serta semua pihak
dalam mengimplementasikan perlindungan anak di tingkat komunitas semakin meningkat dan masif” harap Chiridani Purnamawati.
Mengenai tindak lanjut setelah penerbitan buku tersebut,
menurut Chairidani, pada 30-31 Juli 2018 mendatang PKPA akan melakukan Training
od Trainer (TOT) tentang cara pemanfaatan buku saku dimaksud
kepada para pendeta, tokoh agama, guru jemaat, utamanya di daerah dampingan
PKPA Nias yakni Nias Utara dan Kota Gunungsitoli.
“Melalui ToT tersebut diharapkan
pemahaman para pemangku kepentingan terkait tentang perlindungan anak secara
agama Kristen Protestan dapat meningkat” ujarnya, seraya
menambahkan bahwa selain ToT kepada para pendeta dan tokoh agama, PKPA
Nias juga akan melakukan ToT serupa kepada para mitra penggiat perlindungan
anak di Pusat Pengembangan Anak (PPA) BNKP
Hosiana pada Agustus mendatang, dengan trainer kedua TOT adalah pimpinan sinode BNKP sendiri.
Bagi masyarakat
maupun pihak-pihak yang tertarik memperoleh buku tersebut, dapat mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PKPA Indonesia, di Jalan Abdul Hakim No. 5-A Pasar I Setia Budi, Medan, atau mengunjungi
website PKPA di www.pkpaindonesia.org.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar